Suatu sore, anakku mbarep telpon..."Pak, hari ini aku bahagia sekali......Coba Bapak tebak kenapa?"
"Nilaimu yang bagus....?"
"Bukan itu...."
"Habis, apa...? Adakah yang lebih berarti ...?"
"Aku diangkat menjadi asisten dosennya Bu Tari!"
"Alhamdulillah....Selamat ya Sayang....itu sebuah kepercayaan yang harus kamu jaga......"
"Ya Bapak...terima kasih.. "
Begitulah awal percakapan dengan si mbarep, Milla. Selanjutkan kami berbincang-bincang tentang tugas barunya membantu Bu Tari di gedung Pasca Sarjana UMS. Sebenarnya anak saya Milla sudah cukup lama menjadi asisten dosen di bagian OBI (Observasi dan Interview) bersama temannya yang lain. Selama itu pula dia sangat menikmati pekerjaannya sebagai asisten. Tapi kali ini, kepercayaan dosennya memilih dia menjadi asisten tahun ini diluar dugaan dan sangat membanggakan.
Kini setiap jam setengah 8 pagi Milla telah duduk di ruang dosen untuk membantu keperluan Bu Tari menyiapkan kuliah dan administrasinya. Hikmahnya dia jadi mengerti lebih banyak tentang administrasi universitas.
Kini setiap jam setengah 8 pagi Milla telah duduk di ruang dosen untuk membantu keperluan Bu Tari menyiapkan kuliah dan administrasinya. Hikmahnya dia jadi mengerti lebih banyak tentang administrasi universitas.
Terkenang kembali pada masa tiga tahun yang lalu, di saat dia gagal masuk Psikologi UGM, sesungguhnya kami sangat sedih dan kasihan. Namun semua itu kami kembalikan pada kehendak Yang Maha Kuasa. Mungkin inilah jalan terbaik buat anak kami, menempuh studi di Psikologi UMS yang telah didaftarnya lebih dulu di awal tahun.
Tiga tahun yang lalu, ketika awal daftar di UMS (sebelum UN SMA), dia sudah merasa sangat nyaman dengan bakal kampusnya. Kami juga punya prinsip, kalau di UGM atau di UNAIR gagal, maka tidak ada pilihan lain kecuali UMS. Karena untuk kuliah di Psikologi, PT swasta yang kami percaya hanyalah UMS, Universitas islam yang tidak diragukan lagi kualifikasinya.
Kini tiga tahun berjalan di UMS, anak saya benar-benar merasa enjoy. Dia benar-benar menikmati dirinya sebagai mahasiswa psikologi. Sebagai orangtua, kami berharap, ilmu yang diperolehnya dapat bermanfaat bagi dirinya dan orang di sekitarnya.
Selamat menjalani hari-hari indahmu, Sayang...doa kami senantiasa menyertai langkahmu. .
