Kamis, September 24, 2015

PENGALAMAN NAIK KRL

Kalau Pembaca belum pernah naik KRL dari stasiun Bogor ke Stasiun Pasar Senin, cobalah simak cerita saya ini. Mudah-mudahan cerita saya ini bisa memberikan sedikit gambaran sehingga Pembaca tidak bingung.
Kamis, 24 September 2015 saya pulang ke Pekalongan sehabis menengok anak yang kuliah di IPB. Rencananya naik kereta dari Stasiun Pasar Senin. Berangkat dari Bogor saya pilih naik KRL yang langsung jurusan stasiun Jatinegara. Saya pikir KRL inilah yang akan berhenti di Stasiun Pasar Senin. Tepat pk. 15.30 WIB KRL berangkat dari stasiun Bogor

Menuju Jatinegara, KRL singgah di setiap stasiun yang dilewati untuk menaik turunkan penumpang. Jeda waktu berhenti sangat pendek kira-kira 10 detik. Jadi kalau kita mau keluar/turun, ya harus siap di depan pintu. Di atas pintu KRL tertera rute perjalanan KRL. Saya amati sebelum Pasar Senin adalah stasiun Kemayoran,. Maka setelah lewat Stasiun Kemayoran saya siap-siap untuk berhenti di Pasar Senin. Namun betapa kagetnya saya, sesampai di Stasiun Pasar Senin,  ternyata KRL tak berhenti, cuma lewat perlahan.
Lho kok tidak berhenti? gumam saya. Rupanya ada seorang ibu yang membaca kegalauan saya. Dia bilang: Pak, KRL di sini tidak berhenti. Ntar berhentinya di Stasiun berikutnya Sentiyong. Nah, dari Sentiyong Bapak naik KRL yang menuju Pasar Senin.
O.. begitu ya, Bu? matur nuwun.  Dalam hati saya bertanya-tanya. Kenapa mesti lewat lalu kembali lagi? Ah..... saya mesti cari tahu nih jawabannya.  Yang penting sekarang ikuti nasehat Ibu tadi saja dulu.
Benar saja, begitu turun di Sentiyong, ada pengumuman dari pihak stasiun bagi penumpang yang mau ke Pasar Senin silakan menunggu di jalur 2. Saya lalu menyebrang rel. Hampir setengah jam menunggu akhirnya datang juga KRL dari Jatinegara. Jam menunjukkan pk. 18.10 WIB. Masih ada waktu 50 menit. Maka naiklah saya ke stasiun Pasar Senin. Sampai di Pasar Senin  pukul 18.20 WIB. Untuk keluar stasiun, penumpang mesti berjalan beberapa puluh meter, melalui terowongan dan akhirnya sampailah di pintu keluar. Mengingat waktu yang masih cukup banyak, saya sempatkan sholat  di musholla stasiun, dijamak qoshor.
Nah, saran saya, kalau dari Bogor mendingan pakai KRL jurusan Jakarta Kota lalu turun di Gondangdia. Sambung Gojek atau Bajaj. Lebih singkat waktunya dan tidak repot.