Hari ini, Minggu 29 Maret 2015, saya diminta untuk menjadi saksi pernikahan sepupu saya, Retno Wahyuningrum. Permintaan ini langsung saya sanggupi, mengingat kedekatan saya dengan keluarga Retno. Dulu sewaktu saya masih kecil, usia SD, saya sering pulang sekolah ke Om Hatta alm (Ayah Retno). Isteri Om Hatta, Bu Lek Suniati almh merupakan adik kandung ayah saya. Sepulang sekolah, saya sering bermian dengan kakaknya Retno yang mbarep, namanya Udin. Kami sering bergurau dan bermain burung merpati bersama. Saya juga sering nginep di tempat Bu Lek. Ayah saya sangat sayang sama adik-adiknya, termasuk Bu lek Suniati. Setiap ada permasalahan yang terjadi, ayah saya menjadi tempat curhat bagi adik-adiknya.
Kini Retno telah menikah dengan pria pilihannya Aris Setiawan, pemuda asal Ngawi. Ijab Qobul berjalan lancar, meski Udin kakak Retno agak terlarut emosi ketika menikahkan adiknya. Mungkin dia teringat kepada ayah ibunya yang telah meninggal. Dari upacara pernikahan tadi ada yang patut saya sampaikan di sini. Pak Ghozali (Kepala SMK Muhammadiyah Pkl) yang menjadi khotib nikah menyampaikan bahwa dalam membina rumah tangga, kita harus meneladani Rasulullah SAW. Keluarga Rasulullah adalah contoh keluarga yang sakinah, mawaddah wa rohmah (SaMaRa).