Sabtu, Agustus 30, 2014

RAKOR PENDIDIKAN

3 hari yang lalu, tepatnya hari Kamis tanggal 28 Agustus 2014, saya bersama Pak Rusyanto, S.Pd (Kepala SMP Negeri 12 Pekalongan) dan Pak Wachid Nur Hidayat, S.Pd (Guru SD Keputran 4) mendapat tugas dari Dindikpora kota Pekalongan untuk mengikuti Rakor Pendidikan di Bakorwil III Purwokerto. Berangkat dari Pekalongan pk. 04.00 dan sampai di Purwokerto pk. 07.15. Alhamdulillah perjalanan lancar. Dalam rakor itu saya diminta untuk menjadi pemakalah dengan judul Pemenuhan Sarpras pada implementasi Kurikulum 2013". Sungguh ini merupakan suatu kehormatan bagi saya, karena memaparkan makalah di depan perwakilan dari 11 kota/kabupaten eks karisidenan Pekalongan dan Banyumas.


Makalah saya sajikan dalam waktu 20 menit sesuai dengan alokasi waktu. Dalam makalah tersebut saya menyampaikan bahwa setidaknya harus dipenuhi sarpras dalam KBM dan Pelaporan Hasil Belajar Siswa (Raport). Dalam KBM, guru akan menggunakan media tayang atau dengan untuk memfasilitasi anak-anak dalam mengamati seperti LCD Proyektor, OHP, TV atau Tape Recorder. Penggunaan media tersebut tentu akan berefek positif pada pemahaman dan fokus perhatian siswa. Sedangkan dalam Penulisan raport, sekolah membutuhkan printer laserjet setidaknya 2 untuk gonta ganti. Raport kurikulum 2013 dimana hasilnya disajikan dalam bentuk kualitatif, tentu akan sangat berat jika ditulis dengan tangan. Tidak efisien dan efektif. 

Lantas bagaimanakah pemenuhannya? Untuk printer tentu dapat diusahakan dari BOS meskipun dalam juknis BOS hanya memperbolehkan 1 saja. Bagaimana dengan LCD, OHP, TV atau Tape Recorder? Dalam Juknis BOS diperbolehkan jika keperluan item diatasnya 1 sampai 12 sudah terpenuhi. Artinya pemenuhan media belum menjadi prioritas dalam BOS. 

Oleh sebab itu, usulan kepada pemerintah adalah agar pembelian media untuk pembelajaran diletakkan pada nomor urut 1 dan dinyatakan secara eksplisit. Mudah-mudahan juknis BOS mendatang ada perubahan. Akhirnya selamat melaksanakan Kurikulum 2013 dengan segala keterbatasannya. Semoga dalam keterbatasan itu kita masih bisa tetap berprestasi.