Kamis, Maret 28, 2013

Advokasi Sekolah Nasionalisme dan Karakter



Ber-enam, mendapat tugas untuk advokasi Sekolah Berkarakter di Banjarnegara, Rabu-Kamis, 27 - 28 Maret 2013, kami mencoba menempuh jalur selatan. Ini adalah perjalanan pertamaku lewat jalur Kajen - Banjarnegara. Berangkat pk 13.00 dari Pekalongan. Menempuh jalan berliku-liku dengan jalan sedikit berlubang. Pemandangan yang indah terpapang sepanjang jalan. Ya Allah betapa Maha KuasaNya Engkau......

Pk. 15.30 berhenti sejenak  untuk solat Ashar di masjid Al-Chumaidi Karangkobar. Teringat teman yang jg mantan kepsekku, Pak Teguh Wibowo, aku kirim sms mengabarkan. Ternyata rumah Pak Teguh tak jauh dari masjid Al-Chumaidi. Cuaca yang teduh dan dingin membuat tubuh terasa segar.

Perjalanan terus dilanjut, sampailah di Banjarnegara pk. 17.00 di Hotel Asri. Setelah mendapat kamar, kami mandi dan istirahat sejenak untuk persiapan pembukaan.
Sekolah Berkarakter.... apa itu? Itulah pertanyaan awal ketika aku masuk SMPN 6 Januari lalu.
Sekolah berkarakter adalah sekolah yang mengembangkan 18 nilai karakter dan budaya bangsa. Sekolah berkarakter identik dengan sekolah yang mempunyai jiwa nasinonalisme. Di SMPN 6 Pekalongan, implementasinya melalui pembiasaan. Diawali dengan menyambut siswa yang datang di pagi hari oleh beberapa guru yang dipiket. Jabat tangan, senyum, sapa tak terlewatkan.... Pk. 06.50 pintu gerbang ditutup. Semua siswa berdoa dipimpin oleh Guru Agama melalui pengeras suara di TU. Dilanjut dengan tadarus yang dipimpin oleh 3 orang siswa secara bergilir. Karena sebagain besar siswa sudah bisa baca Qur'an, maka tadarus menggunakan Al-Qur'an. Anak-anak di kelas menirukan ditunggui oleh Bpk/Ibu guru jam pertama.
Usia tadarus, ketua kelas memimpin hormat bendera dilanjutkan menyanyikan lagu kebangsaan pilihan kelas tersebut. Selesai menyanyi, barulah pelajaran jam pertama dimulai.
Saat istirahat, sambil jajan anak-anak diperdengarkan lagu-lagu perjuangan yang diselingi juga dengan lagu kenangan perjuangan seperti sepasang mata bola atau jembatan merah atau sejenisnya. Terkadang juga lagunya Gombloh Kebyar-kebyar. Selama istirahat anak dididik untuk bersikap ramah dan murah senyum.
Setiap Jum'at, anak-anak dibiasakan untuk berbicara kromo dengan guru dan setiap Sabtu sekolah membiasakan berbahasa Inggris. Itulah sedikit karakter yang bersifat rutin.